Nama : Prantiko Airlangga Sakti
NPM : 26213891
Kelas : 4EB24
http://oursolving.blogspot.co.id/2011/09/67-triple-bottom-line.html
NPM : 26213891
Kelas : 4EB24
Tugas
3.2 Triple Bottom Line (Tiga Dasar Pokok)
Istilah triple bottom line pertama kali diperkenalkan oleh
John Elkington (1998) dalam bukunya yang berjudul Cannibals With Forks: The
Triple Bottom Line in 21st Century Business. Elkington menganjurkan agar dunia
usaha perlu mengukur sukses (atau kinerja) tak hanya dengan kinerja keuangan
(berapa besar deviden atau bottom line yang dihasilkan), namun juga dengan
pengaruh terhadap perekonomian secara luas, lingkungan dan masyarakat di mana
mereka beroperasi. Disebut triple sebab konsep ini memasukkan tiga ukuran
kinerja sekaligus:Economic, Environmental, Social (EES) atau istilah umumnya
3P: “Profit-Planet-People”.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kepedulian
perusahaan yang didasari tiga prinsip yang dikenal dengan triple bottom lines
oleh Eklington (Amalia, 2007: 11):
1.
Profit
Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama
dari setiap kegiatan usaha. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari
keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
Aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan
meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga perusahaan
mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal
mungkin.
2.
People
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
manusia. Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satu
stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat sekitar sangat
diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan.
Maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat lingkungan,
perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat. Misalnya, pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar
perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, serta penguatan
kapasitas ekonomi lokal.
3.
Planet
Hubungan perusahaan dengan lingkungan adalah hubungan sebab
akibat, dimana jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan
memberikan manfaat kepada perusahaan. Sudah kewajiban perusahaan untuk peduli
terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Misalnya,
penghijauan lingkungan hidup, perbaikan pemukiman, serta pengembangan
pariwisata (ekoturisme).
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi diharapkan
pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi
yang direfleksikan dalam kondisi financial-nya saja, namun juga harus
memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan tidak lagi dihadapkan
pada tanggung jawab yang berpijak hanya pada single bottle lines yaitu, nilai
perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya
(financial) saja, tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple
bottom lines, yaitu berupa: finansial, sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan
saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan (sustainable development). Keberlanjutan perusahaan akan terjamin
apabila korporasi juga turut memperhatikan demensi sosial dan lingkungan hidup.
Konsep CSR tampaknya dapat memberikan suatu perubahan yang baru dalam dunia
bisnis, namun tidak sedikit pendapat yang meragukannya. Banyak orang
berpendapat bahwa sebuah perusahaan yang kini telah meninggalkan konsep one
line reporting dan mulai menggunakan tripple line reposrting harus diwaspadai
dengan ketat karena CSR pada saat itu merupakan suatu trend yang mungkin saja
diikuti perusahaan hanya untuk meningkatkan daya saingnya. CSR dipandang
hanyalah dalih perusahaan untuk menunjukkan citra baik ke publik sehingga
beberapa tindakan kotor dalam perusahaan dapat tertutupi oleh kegiatan CSR.
Namun, terlepas dari upaya pencitraan melalui CSR, perusahaan memang seharusnya
tetap giat menyelenggarakan kegiatan CSR sebagai langkah pastinya dalam
bertanggungjawab atas keuntungan yang ia dapatkan dari lingkungan sosialnya.
Pelaksanaan CSR yang baik dan tulus dari perusahaan akan tentunya dapat
menciptakan suatu perkembangan yang terus-menerus bagi perusahaan dan tentunya
tidak merugikan pihak sosial di sekitar perusahaan tersebut.
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR
atau TJSL sebagai suatu konsep, berkembang pesat sejak 1980 an hingga 1990 an
sebagai reaksi dan suara keprihatinan dari organisasi-organisasi masyarakat
sipil dan jaringan tingkat global untuk meningkatkan perilaku etis, fairness
dan responsibilitas korporasi yang tidak hanya terbatas pada korporasi, tetapi
juga pada para stakeholder dan komunitas atau masyarakat sekitar wilayah kerja
dan operasinya.
Triple
Bottom Line dalam Praktek
Meskipun Anda mungkin atau mungkin tidak mempertimbangkan
Triple Bottom Line yang tepat untuk bisnis Anda, masuk akal untuk mengenali
cara di mana tempat kerja berubah, dan mempertimbangkan apakah Anda perlu
menyesuaikan pendekatan Anda untuk bisnis untuk mencerminkan ini.
Jika Anda memutuskan untuk menjelajahi konsep lebih lanjut,
mulai dengan meneliti apa yang perusahaan lain lakukan untuk membuat perubahan
positif dalam cara mereka melakukan bisnis. Melihat langkah-langkah mereka
telah diambil akan menghemat waktu Anda brainstorming tentang cara-cara untuk
meningkatkan bisnis Anda sendiri. Beberapa contoh dari industri yang berbeda
termasuk:
Sebuah deliverable internasional dan perusahaan kemasan
telah mengambil langkah-langkah drastis untuk mengurangi jejak ekologi, dan
saat ini memiliki sekitar 30% dari toko dengan menggunakan energi terbarukan.
Sebuah bisnis es krim telah menetapkan tujuan untuk
mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 10% selama beberapa tahun mendatang.
Hal ini juga telah mulai menyelidiki cara yang lebih ramah lingkungan untuk
paket es krim, dan berencana untuk mengurangi limbah oleh setidaknya 1.000 ton.
Sebuah perusahaan hanya membeli biji kopi dari petani yang
menanam kopi dengan cara yang ramah lingkungan, dan dibutuhkan sakit untuk
memastikan bahwa semua pekerja yang diperlakukan dengan adil, dan menerima upah
keterampilan hidup bagi mereka.
Sebuah perusahaan komputer berfokus banyak upaya masyarakat
ke arah program pelatihan dan pendidikan. Ini membantu anak-anak yang kurang
mampu dengan memberikan mereka akses ke teknologi, dan memiliki tujuan untuk
mendaur ulang 60% limbah tahunan.
Dengan mengambil waktu untuk mulai menggunakan pendekatan
triple bottom line, Anda mungkin akan terkejut betapa positif reaksi akan
berasal dari kolega Anda dan pelanggan Anda.
Kapan
Menggunakan Triple Bottom Line
The Triple Bottom Line pada dasarnya adalah sebuah sistem
pelaporan. Dari dirinya sendiri, tidak benar-benar meningkatkan dampak
perusahaan pada orang atau lingkungan, lebih dari tindakan memproduksi satu set
akun manajemen akan mempengaruhi laba.
Namun, dapat digunakan untuk mendorong perbaikan dalam cara
organisasi dampak masyarakat dan lingkungan dengan membantu manajer fokus pada
apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki semua garis bawah, dan menjaga
pekerjaan ini tinggi pada agenda mereka. Dalam kasus ini, Triple Bottom Line
digunakan sebagai jenis Balanced Scorecard .
Seperti semua sistem pengukuran, meskipun, biaya monitoring
dan menghitung tiga garis bawah dapat cukup besar. Dan Anda hanya bisa
membenarkan biaya ini jika Anda dapat melakukan beberapa kebaikan yang lebih
besar sebagai akibat dari memiliki angka. Apa lagi, Anda tentu tidak harus
memiliki laporan Bottom Line Triple tempat untuk memperlakukan orang dengan
baik, atau teliti tentang pengaruh Anda pada lingkungan. Dalam banyak kasus,
uang yang dapat dihabiskan pada pemantauan Triple Bottom Line yang lebih baik
dapat digunakan pada orang-atau planet-ramah inisiatif.
Tip:
Hal ini juga perlu dipertimbangkan dalam konteks pemantauan
dan mengelola kemajuan organisasi menuju pencapaian yang Faktor Kritis Sukses .
Poin
Penting :
The Triple Bottom Line adalah cara mengukur dampak
organisasi pada masyarakat dan lingkungan serta keuangannya.
Beberapa perusahaan menemukan bahwa menggunakan itu untuk
memantau lebih dari sekedar garis keuangan membantu mereka memperbaiki cara
bahwa mereka memperlakukan orang-orang baik di dalam dan di luar organisasi,
dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar