Langsung ke konten utama

Tugas SoftSkill Bahasa Indonesia 2 "PENALARAN"



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Karya tulis ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang  “Penalaran dalam Karangan” yang penyusun sajikan berdasarkan pengumpulan bahan dari berbagai sumber.Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang  “PENALARAN DALAM KARANGAN”  sebagai media pengetahuan bagaimana cara menalar yang baik bagi kita. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bahasa Indonesia  yaitu Ibu Lenie Okviana, SIKOM  yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas bagi pembaca. Kami selaku Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
                                                                                                                                                                              







Penyusun

     
      Prantiko Airlangga Sakti



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam membuat suatu karangan ilmiah banyak membahas fakta secara logis dan sistematik dengan tata bahasa yang baik dan benar. Berarti untuk menulis karangan ilmiah diperlukan kemampuan menalar secara ilmiah. Oleh karena itu kita perlu memahami prinsip-prinsip yang berlaku  didalam proses penalaran ilmiah. Dengan mempelajari penalaran, akan memperoleh pengetahuan mengenai  definisi,kalimat efektif,paragraph, dan pengembangan karangan.Melalui proses penalaran,kita dapat sampai pada kesimpulan yang mungkin berupa asumsi,hipotesis,teori, atau keputusan lainnya.

B.     RU MUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.      Bagaimana cara penalaran yang baik menurut tata Bahasa Indonesia?

C.    TUJUAN
Tujuan Umum:
Dapat memahami proses penalaran ilmiah secara memadai.
Tujuan Khusus:
1.      Dapat menarik kesimpulan dengan membedakan secara deduktif dan induktif.
2.      Jika ada faktanya maka dapat menarik kesimpulan induktif
3.      Jika ada premisnya maka dapat menarik kesimpulan deduktif.
4.      Jika ada silogisme dapat mengubahnya menjadi entimen.
5.      Jika ada entimen, dapat mengubahnya menjadi silogisme.
6.      Jika ada pernyataan yang mengandung salah nalar, maka dapat menjelaskan kesalahan nalar itu.

D.    MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat memperdalam teori keilmuan tentang tata Bahasa Indonesia khususnya tentang proses penalaran. Dan setelah membaca makalah ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca khususnya bagi yang ingin membuat  karangan ilmiah dan sebagainya.


BAB II
PENALARAN

A.  BEBERAPA PENGERTIAN
Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan yang logis berdasarkan atas evidensi yang relevan. Dengan demikian, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Data atau fakta yang dinalarkan itu boleh benar dan boleh tidak. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu kesimpulan harus dalam bentuk kalimat pernyataan.           

1.       Proposisi dan Term
Proposisi adalah kalimat yang berisi pernyataan tentanghubungan antara fakta –fakta (subjek dan predikat). Term adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi. Namun proposisi juga dapat diartikan sebagai kalimat pernyataan tentang hubungan antara fakta-fakta yang dapat dinilai benar atau salah. Suatu proposisi mempunyai subjek dan predikat yang berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat digolongkan dalam proposisi. Hanya kalimat berita netral yang dapat disebut proposisi.

Seorang ahli logika bangsa Swiss bernama Euler pada abad XVII menemukakan konsepnya, empat jenis proposisi dengan lima macam posisi lingkaran (lingkaran Euler). Keempat jenis proposisi itu yaitu:

a.       Suatu pangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat.
Contoh: Semua sehat adalah semua tidak sakit.
                                                                 
b.      Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perngkat predikat.
Contoh: Semua sepeda beroda.

c.       Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat.
Contoh: Tidak seorang pun manusia adalah binatang.

d.      Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.
Contoh: Sebagian kaca tidaklah bening.

2.       Jenis-Jenis Proporsi
Berdasarkan bentuknya, preposisi dibagi atas 2, yaitu:
a. Proposisi Tunggal
Proposisi tunggal hanya mengandung satu pertanyaan.
Contoh: Semua mahasiswa adalah agen perubahan
b. Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan,
Contoh: Semua mahasiswa adalah agen perubahan dan calon pemimpin .

Berdasarkan sifatnya,proposisi dibagi 2, yaitu:
a. Proposisi Kategorial
 Proposisi Kategorial adalah hubungan subjek dan predikat terjadi tanpa     syarat.
 Contoh: Sebagian binatang berkaki empat.
b.Proposisi Kondisional
   Proposisi Kondisional adalah hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat yang dapat diingat sebelum peristiwa berlangsung.
    
Proposisi Kondisional dibagi 2, yaitu:
1) Proposisi Kondisional Hipotesis,yang terdiri anteseden (syarat) dan konsekuen (akibat).
Contoh: Kalau metodenya diubah (anteseden), maka hasilnya akan berbeda (konsekuen).
2) Preposisi kondisional Disjungtif, yaitu suatu alternate atau pilihan.
Contoh: Kita akan melanjutkan diskusi ini, atau bubar saja.

Berdasarkan kualitasnya, preposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Preposisi Positif (afirmatif)
Preposisi positif (afirmatif) adalah preposisi yang membenarkan adanyapersesuaian hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh: Sebagian mahasiswa tidak melekukan KKN.
b. Preposisi Negatif
Preposisi negatif adalah preposisi yang menyatakan tidak ada hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh: Sebagian orang jompo tidaklah pelupa.

Berdasarkan kuantitasnya, proposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Proposisi Universal
Proposisi universal adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh objek.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar
Tidak seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.
b. Proposisi Khusus
Proposisi khusus adalah predikat  proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjek.
Contoh: Sebagian mahasiswa gemar olahraga.

3.      Bentuk-bentuk Preposisi
Berdasarkan dua jenis preposisi yaitu preposisi kuantitas (umum dan khusus) dan proposisi kualitas (positif dan negatif) didapatkan empat macam proposisi, antara lain:
      a.  Proposisi Umum positif
Proposisi umum positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan keseluruhan asubjek yang disebut proposisi A.
      b. Proposisi Umum Negatif
          Proposisi umum negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari keseluruhan subjek yang disebut proposisi E.
      c. Proposisi Khusus Positif
          Proposisi khusus positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek yang disebut proposisi I.
       d.  Proposisi Khusus Negatif
            Proposisi khusus negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari sebagian subjek   yang disebut proposisi O.

B.  PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip hukum,teori atau keputusan lainnya yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kesimpulan yang didapat dari satu pernyataan yang umum. Proposisi tempat menarik kesimpulan disebut premis. Penarikan kesimpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.       Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2.      Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung
Simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Premis pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus. Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan kesimpulan secara tidak langsung, antara lain:

a. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi yang terdiri dari dua
proposisi premis dan satu proposisi kesimpulan. Premis bersifat umum disebut premis mayor dan bersifat khusus disebut premis minor. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor. Untuk menghasilkan kesimpulan harus ada term penengah.
 Contoh:    Semua manusia bijaksana.
                   Semua polisi adalah manusia.
                   Jadi, semua polisi bijaksana.

Aturan umum silogisme kategorial, yaitu:
1)   Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu term mayor, term minor dan term simpulan.
2)   Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan simpulan.
               3)   Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan .
               4)   Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
               5)   Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
               6)  Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
               7)  Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8)  Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negative tidak dapat ditarik satu simpulan.

b.   Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis terdiri atas mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan anteseden, maka simpulannya membenarkan konsekuen begitu juga sebaliknya.
            Contoh: Jika besii dipanaskan, besi akan memuai.
              Besi dipanaskan.
              Jadi, besi memuai

c. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minor membenarkan salah satu alternatif, maka simpulannya akan menolak alternatif lain.
Contoh: Dia adalah seorang kiai atau professor.
              Dia seorang kiai
              Jadi, dia bukan seorang professor.

d. Entimen
Entimen adalah bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena sudah diketahui secara umum,tetapi yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
              Contoh: Dia menerima hadiah peertama karena dia telah menang dalam  sayembara itu.

C. PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan umum. Proses penalaran induktif dibatasi sebagai proses penalaran untuk sampai kepada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus. Beberapa bentuk penalaran induktif antara lain:
1.        Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang bersifat tertentu untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
   Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai.
                 Jika dipanaskan, tembaga memuai.
     Jika dipanaskan, emas memuai
                 Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Benar atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dengan cara:
a.            Data itu harus memadai jumlahnya
b.            Data itu harus mewakili keseluruhan
c.            Data-data yang bersifat khusus tidak dapat dijadikan data.

2.  Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang bersifat sama.
     Contoh: Nina adalah lulusan akademi A.
   Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
                   Ali adalah lulusan akademi A.
  Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi yaitu:
a.     Meramalkan kesamaan
b.    Menyingkapkan kekeliruan
c.     Menyusun klasifikasi.

3.      Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah, sebagai berikut:
a.     Sebab – Akibat
Akibat dari satu peristiwa yang dianggap penyebab lebih dari satu.
b.    Akibat- Sebab
Akibat- sebab mirip dengan entimen karena peristiwa sebab merupakan simpulan.
c.     Akibat- Akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
           
D. SALAH NALAR
Salah nalar adalah kekeliruan atau kesalahan pada gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan. Pada salah nalar ini disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Salah nalar dapat disebabkan oleh beberapa macam, yaitu:
1.      Deduksi Yang Salah
Deduksi yang salah terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat.
     Contoh: Pak ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin.
2.      Generalisasi Terlalu Luas
Generalisasi terlalu luas disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasinya tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh: Orang Makasar pandai berdayung.
3.      Pemilihan Terbatas Pada Dua alternatif
Dilandasi penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan “itu” atau “ini”.
Contoh: Engkau harus memilih antara hidup di Jakarta dengan serba        
              kekurangan dan hidup di kampong dengan menanggung malu.
4.      Penyebab Yang Salah Nalar
Disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadi pergeseran maksud.
Contoh:    Sejak ia memperhatikan dan membersihkan kuburan para leluhurnya, dia hamil.
5.      Analogi Yang Salah
                   Apabila orang menganologikan sesuatu denagn yang lain dan beranggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi lainnya. Contoh: Sumini, seorang alumni Universitas Indonesia, dapat        menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Tata, seorang alumni Universitas Indonesia, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
6.      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua verdo itu bekas penjahat.
7.      Meniru-niru Yang Sudah Ada
Salah nalar ini adalah anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan jika atasan kita melakukan hal itu.
Contoh: Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang menghadiriacara pembukaan pun sudah pulang semua.
8.      Penyemarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama dan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh: Pembangunan pasar swalayan itu sesuai dengan saran Toto, seorang ahli di bidang perikanan.          



BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Aspek penalaran sangat diperhatikan dalam setiap penulisan karangan ataupun jenis tulisan lainnya karena itu, seorang penulis harus mengenal  kriteria dan mengetahui prinsip-prinsip proses penaksiran fakta dan kebenaran penarikan kesimpulan yang sah dalam tulisanyang dibacanya.

B.       SARAN
Setelah membaca karya tulis ilmiah ini diharapkan para pembaca agar dapat memahami bagaimana cara menalar yang baik menurut tata Bahasa Indonesia. Selain itu diharapkan pembaca dapat  menerapkan ilmu yang didapat dalam ini dalam penulisan karya ilmiah ataupun sejenisnya. 














SUMBER :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelanggaran Etika Bisnis Pada PT NESTLE INDONESIA

Nama    : Prantiko Airlangga Sakti Kelas    : 4EB24 NPM    : 26213891 Kasus   : Pelanggaran Etika Bisnis Pada PT NESTLÉ INDONESIA ETIKA BISNIS PADA PT NESTLÉ INDONESIA Abstrak Perekonomian saat ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya bisnis. Setiap pelakunya berlomba-lomba membesarkan bisnis mereka bahkan hingga mancanegara. Didalam berbisnis, sudah pasti terdapat aturan dan norma-norma yang berlaku. Untuk itulah ada sebuah kata yang menyebutkan bahwa setiap pelaku bisnis harus mempunyai etika. Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan / mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui   bagaimana etika bisnis ...

Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Joseph Schumpeter

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT JOSEPH SCHUMPETER   Joseph Shumpeter 1.     Teori Schumpeter (pembangunan ekonomi) Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku Theory of Economic Development yang terbit di Jerman 1911 (edisi Inggris muncul 1934), yang kemudian diuraikan dan direvisi dalam Business Cycles (1939) dan Capitalism Socialism, and Democrazy (1942) tanpa mengalami perubahan penting. 2.     Makna Pembangunan Ekonomi Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan (stagnasi). Pendapat ini sama dengan kaum klasik. Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembang...

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik (Robert M. Solow)

Pertumbuhan Neo Klasik Menurut Robert Solow Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah).  Robert M. Solow Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut: Q = f (C.L) Keterangan: Q = Jumlah output yang dihasilkan f = Fungsi C = Capital (modal sebagai input) L = Labour (tenaga kerja, sebagai input) Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan...