Langsung ke konten utama

Tugas SoftSkill Bahasa Idonesia 2 "Artikel Ekonomi Indonesia"



Respons Investasi, Pemkab Cianjur Sediakan 1.000 Hektar Lahan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, punya cara tersendiri dalam merespons minat investasi di daerahnya. Penyediaan lahan hingga pemangkasan perizinan menjadi jawaban atas kritikan banyak pihak yang menyebut pemerintah daerah pada umumnya tak responsif terhadap investor.

"Kami merevisi Peraturan Daerah Nomer 7 Tahun 2011. Jadi dengan Perda itu kami sediakan lahan 1.000 hekatr untuk kawasan Industri," ujar Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Cianjur, Endang Suhendar di Cianjur, saat ditemui akhir pekan.

Selain itu ucap dia, Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur juga memangkas waktu pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) dari tadinya 30 hari menjadi 14 hari. Bahkan, kata dia, bila tak ada masalah persyaratan maka dalam tempo seminggu izin itu sudah turun.

Endang sadar betul bahwa investor tak akan mau berinvestasi bila perizinan di daerah masih rumit. Oleh karena, itu kata dia, Pemkab Cianjur berinisiatif melakukan pemangkasan perizinan.

Selain itu, aspek infrastruktur juga menjadi sangat krusial. Sebab, berdirinya pabrik-pabrik baru akan menjadi daya tarik bagi masyakarat karena terciptanya lapangan kerja. Infrastruktur jalan pun menjadi sangat krusial karena menjadi akses utama keluar masuk kendaraan perusahaan. Oleh karena itu kata Endang, pelebaran jalan pun akan dilakukan sehingga akses distribusi barang atau orang dari dan ke pabrik itu nantinya tak terganggu.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memuji Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur lantaran respons yang diberikan kepada para investor. Menurut BKPM, sudah seharusnya pemerintah daerah melakukan berbagai inisiatif terobosan sehingga investor nyaman untuk berinvestasi di daerah tersebut.

Berbagai upaya percepatan perizinan investasi yang dilakukan pemerintah pusat, umpamanya melalui sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), dinilai tak akan optimal bila perizinan di daerah masih berbelit-belit. Pada akhirnya, respons pemerintah daerah pula lah yang akan menentukan apakah suatu investasi bisa terealisasi ataukah tidak.

Hasil Analisa Artikel diatas adalah :

1. Artikel diatas mengangkat topik mengenai “Perekonomian di Indonesia” dengan Tema “Respon para investor”.  Artikel tersebut berjudul “Respons Investasi, Pemkab Cianjur Sediakan 1.000 Hektar Lahan” yang bersumber pada http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/05/033405926/Respons.Investasi.Pemkab.Cianjur.Sediakan.1.000.Hektar.Lahan

2. Artikel tersebut terdiri dari 7 paragraf. Terdiri dari kurang lebih 250 kata.

3. Paragraf pertama menggunakan pola sebab-akibat, hal tersebut terlihat dari kalimat berikut:
Sebab : “Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, punya cara tersendiri dalam merespons minat investasi di daerahnya”
Akibat : “Penyediaan lahan hingga pemangkasan perizinan menjadi jawaban atas kritikan banyak pihak yang menyebut pemerintah daerah pada umumnya tak responsif terhadap investor”.

4. Pada paragraf di 1 diatas juga dapat dengan mudah kita tentukan kalimat utamanya (ide pokok) dalam paragraf tersebut karena kalimat utamanya berada pada kalimat pertama karena kalimat tersebut menjelaskan pada kalimat sesudahnya

5. Pada paragraf kedua, terdapat kalimat langsung, yang dikutip dari Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Cianjur, Endang Suhendar, dikatakan kalimat langsung karena kalimat tersebut diiringi tanda petik. Terlihat dari kalimat : " Kami merevisi Peraturan Daerah Nomer 7 Tahun 2011. Jadi dengan Perda itu kami sediakan lahan 1.000 hekatr untuk kawasan Industri,"

6. Pada paragraf ketiga ini masih berupa lanjutan dari paragraf sebelumnya

7. Paragraf keempat ini berisi kalimat langsung yang berguna untuk memperkuat kalimat tidak langsung pada paragraph sebelumnya yaitu “Oleh karena, itu kata dia, Pemkab Cianjur berinisiatif melakukan pemangkasan perizinan”

8. Paragraf kelima ini menggunakan pola sebab-akibat, terlihat dari :
Sebab 1 : “Sebab, berdirinya pabrik-pabrik baru akan menjadi daya tarik bagi masyakarat karena terciptanya lapangan kerja.”
Sebab 2 : “Infrastruktur jalan pun menjadi sangat krusial karena menjadi akses utama keluar masuk kendaraan perusahaan.”
Akibat2 : “pelebaran jalan pun akan dilakukan sehingga akses distribusi barang atau orang dari dan ke pabrik itu nantinya tak terganggu.”
9. Pada paragraf keenam diatas juga dapat dengan mudah kita tentukan kalimat utamanya (ide pokok) dalam paragraf tersebut karena kalimat utamanya berada pada kalimat akhir atau disebut juga dengan paragraf induktif.

10. Pada paragraf yang terakhir merupakan kesimpulan secara keseluruhan pada artikel tersebut yang merupakan ide pokok paragraf tersebut adalah di akhir kalimat yaitu : “Pada akhirnya, respons pemerintah daerah pula lah yang akan menentukan apakah suatu investasi bisa terealisasi ataukah tidak.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelanggaran Etika Bisnis Pada PT NESTLE INDONESIA

Nama    : Prantiko Airlangga Sakti Kelas    : 4EB24 NPM    : 26213891 Kasus   : Pelanggaran Etika Bisnis Pada PT NESTLÉ INDONESIA ETIKA BISNIS PADA PT NESTLÉ INDONESIA Abstrak Perekonomian saat ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya bisnis. Setiap pelakunya berlomba-lomba membesarkan bisnis mereka bahkan hingga mancanegara. Didalam berbisnis, sudah pasti terdapat aturan dan norma-norma yang berlaku. Untuk itulah ada sebuah kata yang menyebutkan bahwa setiap pelaku bisnis harus mempunyai etika. Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan / mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui   bagaimana etika bisnis pada PT Nestlé Indonesia. Karena, dalam

Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Joseph Schumpeter

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT JOSEPH SCHUMPETER   Joseph Shumpeter 1.     Teori Schumpeter (pembangunan ekonomi) Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku Theory of Economic Development yang terbit di Jerman 1911 (edisi Inggris muncul 1934), yang kemudian diuraikan dan direvisi dalam Business Cycles (1939) dan Capitalism Socialism, and Democrazy (1942) tanpa mengalami perubahan penting. 2.     Makna Pembangunan Ekonomi Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan (stagnasi). Pendapat ini sama dengan kaum klasik. Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakun

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik (Robert M. Solow)

Pertumbuhan Neo Klasik Menurut Robert Solow Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah).  Robert M. Solow Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut: Q = f (C.L) Keterangan: Q = Jumlah output yang dihasilkan f = Fungsi C = Capital (modal sebagai input) L = Labour (tenaga kerja, sebagai input) Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan mod