Nama : Prantiko Airlangga Sakti
Kelas : 3EB24
NPM : 2621389
BAB I
Kelas : 3EB24
NPM : 2621389
Karya Tulis Ilmiah Tentang Bahaya Merokok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis
memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses
pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain
pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke
paru-paru mereka.
Kebiasaan
merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas
perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen
adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok
beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan
agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan
sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng,
ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena
ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan
dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu
argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan
dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi
dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus
rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa
mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah
kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1. Apa dampak dari merokok?
2. Zat apa yang terkandung di
dalam dan yang paling berbahaya?
3. Upaya apa yang dilakukan bagi
perokok di sekolah?
4. Apa aktor penyebab perilaku
merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk mengetahui faktor – faktor
penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan
mencari literatur di internet da buku – buku panduan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah
silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis
rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari
bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya
dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia
yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk
keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut
mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan
bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya
untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan
saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Rokok adalah
benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di
balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat
besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
2.2. Dampak dari merokok
Sebagaimana kita
ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang
dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari
komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen
oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan,
benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian
dari beribu – ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian
dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap
satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung
satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau
rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian
besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap
dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang
dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan
bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding
terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat
abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam
tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim
mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok
dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain.
Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang
terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak
ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya
produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan
merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok
dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)
Bahaya bagi
tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada
janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang
ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang
paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah
yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak.
Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan
kepada pemakainya.
Merokok bagi
orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar sekolah.
Akibat negatif
dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai
menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar
kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping
asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau
tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
CO, Tar, dan
Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
1. Gelisah,
tangan gemetar (tremor)
2. Cita
rasa / selera makan berkurang
3. Ibu-ibu
hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang
mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu
temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan
anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi
perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu,
anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan
mencontoh orang tuanya.
2. Temanku merokok
Banyak fakta
membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga
perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku
Ada yang mencoba
merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati
rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut,
konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada
tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka
yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok ternyata…
Iklan-iklan di
berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang
keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah, jika kamu
sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai
upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4. Upaya mengatasi rokok
Merokok di
sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang
satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh
karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan
mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok.
Selain itu juga
melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya
perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
Jika karena
kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
1) Pikirkanlah
hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa krisis
karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
2) Minumlah
banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul
keinginan untuk merokok
3) Berbicara
atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
4) Berolahraga
yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
5) Pijatlah
daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karena
ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan
kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
1. Jika
ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti
pensil, pena, atau membaca buku
2. Jika
ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah
korek api
3. Jika
biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok
gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
4. Jika
merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
5. Jika
merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok
dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran,
dll.
Berikut ini beberapa
tips yang perlu diperhatikan:
1. Tanyalah
pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang menderita
salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri
kita sendiri.
2. Jika
keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti
berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
3. Jika
berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka
katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi
masalah yang ada.
4. Untuk
mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk
membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
5. Jika
ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau
perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
6. Buatlah
pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat
berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan
menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses
pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat
lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa,
dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N)
dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara
keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi
dalam proses merokok
Pertama adalah
reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx,
SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur
tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan
rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi +
O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2. Reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang
kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia
lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini
lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih
rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok
berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan
ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi
-> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC)) reaksi
pirolisa
Walaupun reaksi
pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang
dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan
berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat
perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok
ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila
produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi
dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur
400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
3.3. Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
Selain reaksi
kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada
temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di
atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui
proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada
temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang
dilewati gas.
Pada temperatur
dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas
memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan,
tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga
nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di
paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi
kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau
secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses
pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses
pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri
pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan
oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan
alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan
polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi
pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
3.4. Tar dan Asap Rokok
Zat berbahaya
ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru – paru dan
sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema
dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit maut yang
hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga
dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang
tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih.
Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel –
sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar
pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
Tar dan asap
rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang
menyebabkan :
1. Batuk-batuk
atau sesak napas
2. Tar
yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
3. lidah
atau bibir.
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga
berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon mono
oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab itu,
darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi
oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida.
Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO
yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun
pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.
3.6. Nikotin dan kerja nikotin
Adalah suatu zat
yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak
jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain
itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni
saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah
tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin
4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit
jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga
mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan
gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil
metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin
merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
1.
Jantung berdebar-debar
2.
Meningkatkan tekanan darah serta kadar
kolesterol dalam darah, berhubungan erat terjadinya serangan jantung
Saat merokok,
nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin terikat di
reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area (VTA). Nikotin
yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di nucleus accumbens
(nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan tengan dan nyaman.
Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh efek nyaman itu.
Bila perokok
mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang dan
pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa
iritabilitas dan stress.
Hal itu
menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan
terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi.
Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan
dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara. Pertama,
verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial,
tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi
atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua,
verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok
kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa
nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa
atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat
diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan
yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti
merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau
ringan.
Efek samping
verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski
demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena
dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat
karsinogenik.
Bahkan bahan
kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic,
cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan
industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melihat
kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih
banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan
terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada
kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok
bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2. Saran
Setelah membaca
kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi
kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan
mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan
terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
http://frackasyster.blogspot.co.id/2013/01/contoh-karya-tulis-ilmiah-tentang.html
Komentar
Posting Komentar