TEORI PERTUMBUHAN
EKONOMI BERTAHAP
Teori tahap-tahap
pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan oleh W.W Rostow yang pada mulanya
dikemukakan sebagai suatu artikel dalam economic journal dan kemudian
dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya; The Stage Of Economic Growth.
Menurut Rostow proses perkembangan ekonomi dasar dapat dibedakan dalam lima
tahap dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari
kelima tahap pertumbuhan ekonomi yang dijelaskannya. Kelima tahap pertumbuhan
itu adalah ;
1. Masyarakat
Tradisional (the traditional society)
2. Prasyarat untuk
lepas landas (the precondition for take-off)
3. Lepas landas (take
off)
4. Gerakan ke arah
kedewasaan (the drive to maturity), dan
5. Masa konsumsi
tinggi (the age of high mass consumption)
w.w.
Rostow
1. Masyarakat
Tradisonal
Rostow mengartikan tahap masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat yang
strukturnya berkembang didalam fungsi produksi yang terbatas, yang didasarkan
kepada teknologi, ilmu pengetahuan, dan sikap masyarakat sebelum masa Newton.
Yang dimaksud oleh Rostow dengan masyarakat sebelum masa Newton
adalah suatu masyarakat yang masih menggunakan cara-cara berproduksi
yang relatif primitif dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai yang dicetuskan oleh nilai-nilai yang tidak rasional, tetapi
oleh kebiasaan yang telah berlaku secara turun-temurun.
Menurut Rostow dalam suatu masyarakat tradisional tingkat produksi perkapita
dan tingkat produktivitas pe-kerja masih sangat terbatas, oleh sebab itu
sebagian sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor
pertanian. Dalam sektor ini stuktur sosialnya sangat bersifat hierarkis,
yaitu anggota masyarakat mempunyai kemungkianan yang sangat kecil sekali untuk
mengadakan mobilitas secara vertikal. Maksudnya disini, kedudukan seseorang
dalam masyarakat akan berbeda dengan kedudukan ayahnya, kakenya, dan nenek
moyangnya. Kecil sekali kemungkinan seorang anak petani menjadi tuan tanah atau
kelas masyarakat lain yang lebih tinggi dari petani. Jadi hubungan keluarga dan
kesukuan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap organisasi yang tedapat dalam
masyarakat dan dalam menentukan kedudukan sesorang dalam masyarakat.
Mengenai kegiatan politik dan pemerintahan dalam tahap masyarakat tradisional,
Rostow menggambarkan bahwa walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam
pemerintahan, pusat dari kekuasaan politik terdapat di daerah-daerah, ditangan
tuan-tuan tanah yang berkuasa dalam berbagai daerah. Kebijaksanaan pemerintah
pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanah di berbagai daerah
tersebut.
2. Prasyarat Untuk Lepas Landas
Rostow mengartikan
pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan ciri-ciri
penting dari suatu masyarakat: yaitu perubahan dalam sistem politiknya,
struktur sosialnya, nilai-nilai masyaraktnya, dan stuktur kegiatan ekonominya.
Apabila perubahan-perubahan seperti itu muncul, maka proses pertumbuhan ekonomi
dapatlah dikatakan sudah mulai berlaku (wujud). Suatu masyarakat yang telah
mencapai taraf proses pertumbuhan demikian sifatnya, yaitu pertumbuhan ekonomi
sudah lebih sering terjadi, sudah bolehlah dianggap sebagai berada pada tahap
prasayarat untuk lepas landas. Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu
masa transisi pada ketika dimana suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya,
untuk dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan
untuk terus berkembang (self-sustained growth). Menurut Rostow
pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan berlangsung secara
otomatis.
Tahap prasyarat untuk untuk lepas landas dibedakan oleh Rostow dalam dua
bentuk. Yang pertama adalah prasyarat lepas landas yang dicapai oleh
negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika; yang dilakukan dengan
merombak masyarakat tradisional yang sudah lama ada. Bentuk yang kedua adalah
yang dicapai oleh negara –negara seperti Amerika serikat, Kanada, Australia,
dan Selandia baru, yang dapat mencapai tahap prasyarat lepas landas tanpa harus
merombak sistem masyarakat tradisional karena masyarakat di negara-negara itu
terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifat-sifat yang diperlukan oleh
sesuatu masyarakat untuk tahap prasyarat lepas landas.
3. Lepas Landas
Dalam tahap lepas
landas pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalu terjadi. Awal dari
masa lepas landas adalah masa berlangsungnya perubahan yang sangat drastis
dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat
dalam inovasi atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Jadi faktor penyebabnya
dimulainya masa lepas landas berbeda-beda. Yang penting, sebagai akibat dari
perubahan-perubahan ini secara teratur akan tercipta pembaruan-pembaruan
(innovasions) dan peningkatan penanaman modal. Dan, penanaman modal yang makin
bertambah tinggi tingkatnya ini mengakibatkan tingkat pertambahan pendapatan
nasional menjadi bertambah cepat dan akan melangkahi tingkat pertambahan
penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita makin lama akan menjadi
makin bertambah besar.
Tiga ciri tahap lepas landas
1.
Terwujudnya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari lebih kurang 5
persen menjadi 10 persen dari Produk Nasional Neto (Neto Natioanl Product
atai NNP).
2.
Terjadinya peningkatan satu atau bebrapa sektor industri dengan tingkat laju
perkembangan yang tinggi.
3.
Adanya suatu Platform politik, sosila, dan institusional baru yang akan
menjamin berlangsungnya segala tuntutan perluasan di sektor modern, dan potensi
ekonomi ekstern (external economies) yang ditimbulkan oleh kegiatan
lepas landas, sehingga pertumbuhan dapat terus-menerus berjalan.
Dalam ciri yang ke-tiga di atas
termasuk pula kemampuan untuk mengerahkan modal dari sumber-sumber dalam
negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri besar sekali peranannya dalam
menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang misalnya, mencapai masa
lepas landas tanpa sedikitpun mengimpor modal.
Rostow menekankan tentang perlunya kenaikan tingkat penanaman modal sebagai
prasyarat untuk mencapai lepas landas karena hanya dengan terciptanya keadaan
tersebut perekonomian dapat berkembang lebih laju daripada tingkat pertambahan
penduduk. Misalkan suatu perekonomian mengalami pertambahan penduduk sebesar 1
sampai 1,5 persen dan rasio modal produksinya (capital output ratio)
adalah 3,5 persen dari pendapatan nasional hanya untuk menjaga agar tingkat
kesejahteraan masyarakat tidak mengalami penurunan. Tingkat penanaman modal
sebesar itu akan menciptakan pertambahan dalam pendapatan nasional sebesar 1
sampai 1,5 persen, berarti sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan
demikian, untuk menciptakan kenaikan tingkatpendapatan perkapita, tingkat
penanaman modal yang diperlukan haruslah lebih besar dari 5,25 persen.
4. Gerakan Ke arah Kedewasaan
Tahap pembangunan
yang berikut adalah gerakan ke arah kedewasaan, yang diartikan oleh Rostow
sebagai: masa di mana masyarakat sudah efektif menggunakan teknologi modern
pada sebagian besar faktor produksi dan kekayaan alamnya.
Dalam tahap ini sektor-sektor ekonomi berkembang lebih lanjut, sektor-sektor
pelopor baru akan muncul untuk menggantikan pelopor lama yang akan mengalami
kemunduran. Sektor-sektor pemimpinan pada tahap gerakan ke arah kedewasaan
coraknya ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat tahap
lepas landas yang berlaku, dan juga oleh bentuk kebijakan pemerintah.
Dalam menganalisis ciri-ciri tahap gerak ke arah kedewasaan, Rostow menekankan
penelaahannya kepada corak perubahan sektor pemimpin dan sektor industri
pelopor di beberapa negara yang sekarang ini telah menjadi negara maju, dan ia
menunjukan bahwa di tiap-tiapp negara tersebut jenis-jenis sektor pemimpin pada
tahap sesudah lepas landas berbeda dengan yang ada pada tahap lepas landas. Di
Inggris, misalnya, industri-industri kecil yang telah mempelopori pembangunan
pada tahap lepas landas telah digantikan oleh industri besi, batu bara, dan
peralatan teknik berat. Sedangkan di Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman
dimana pengembangan jaringan jalan kereta apai memegang peranan penting dalam
menciptakan pembangunan pada tahap lepas landas, telah digantikan
perannya sebagai sektor pelopor oleh industri baja dan industri peralatan
berat.
Selanjutnya Rostow menyinggung ciri-ciri yang bersifat non-ekonomi dari masyarakat
yang telah mencapai tahap gerakan ke arah kedewasaan dan yang hampir
memasuki tahap berikutnya. Ciri-ciri tersebut adalah:
1.
Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri
bertambah penting, sedang sektor pertanian menurun. Kemahiran dan
kepandaian para pekerja bertambah tinggi.
2.
Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer
profesional kian bertambah penting dan menggantikan kedudukan pengusaha
yang merangkap jadi pemilik.
3.
Masyarakat secara keseluruhan merasa bosan dengan keajaiban yang diciptakan
oleh industrialisasi. Dan kritik-kritik terhadapnya mulai timbul.
5. Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap terakhir dalam
teori pertumbuhan Rostow adalah tahap konsumsi tinggi, yaitu masa dimana
perhatian masyarakat lebih menekankan kepada masalah-masalah konsumsi dan
kesejahteraan, dan bukan lagi kepada masalah produksi. Dalam tahap ini terdapat
tiga macam tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya
yang tersedia dan dukungan politik, yaitu:
1.
Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara ke luar negeri, dan kecenderungan ini
umumnya berwujud penaklukan negara-negara lain.
2. Menciptakan
welfire state, yaitu kemakmuran
yang lebih merata bagi penduduk dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian
pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan progresif. Dalam sistem
perpajakan seperti ini, makin tinggi pendapatan makin besar pula tingkat pajak
atas peningkatan itu.
3. Mempertinggi
tingkat konsumsi masyarakat di atas konsumsi keperluan utama yang sederhana
seperti makanan, pakaian, dann perumahan menjadi konsumsi barang-barang tahan
lama dan mewah.
Sumber
:
http://noviyanib.blogspot.com/2012/10/teori-rostow-terhadap-pertumbuhan.html
Komentar
Posting Komentar